Balita terikat untuk menguji kesabaran orang tua mereka saat mereka menguji semua kekuatan mereka di dunia. Tidak ada orang tua di dunia yang tidak merasa frustrasi dengan anak mudanya, sementara itu menemukan dia hal yang paling menggemaskan di seluruh alam semesta. Penting untuk menetapkan beberapa aturan di usia muda sehingga anak mempelajari apa yang dianggap dapat diterima dan apa yang tidak. Ini memang pekerjaan yang sulit, tetapi perlu dilakukan untuk menghindari masalah lebih lanjut. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam mendisiplinkan balita.
Kiat Mendisiplinkan Balita
1. Katakan Tidak pada Perilaku Buruk
Sebuah perusahaan "Tidak" setiap kali anak Anda bertingkah aneh harus mengajar anak Anda bahwa perilaku seperti itu tidak dapat diterima. Misalnya, jika anak Anda menampar teman, Anda harus segera memberi tahu anak Anda, "Jangan menampar atau memukul." Namun, ini tidak berarti Anda mulai mengatakan "Tidak" sebagai respons terhadap semua kegiatan yang tidak Anda sukai. karena kata tersebut akan kehilangan efeknya jika diulang terlalu sering. Misalnya, jika anak menggambar di dinding (yang bukan kegiatan berbahaya), katakan padanya bahwa menggambar harus dilakukan di atas kertas, bukan di dinding.
2. Berikan Time-Out
Reaksi yang lebih kuat terhadap kerusakan anak Anda adalah batas waktu yang dapat mengajarkan anak Anda untuk tidak mengulangi kegiatan seperti itu lagi. Misalnya, jika anak Anda yang berusia 2 tahun menggigit seseorang atau bereaksi keras dengan menendang atau melempar sesuatu, Anda harus menjelaskan mengapa tindakan seperti itu tidak diperbolehkan dan kemudian membawa anak ke tempat yang terisolasi (kursi di dapur, misalnya) untuk waktu tunggu. untuk tenang.
Waktu tunggu yang lebih lama biasanya tidak seefektif waktu singkat yang tajam. Anak-anak akan sering melarikan diri dari area timeout sebelum selesai timeout jika terlalu lama dan bahkan mungkin berperilaku buruk dengan tidak kembali ke area atas perintah Anda. Memutuskan rentang waktu tunggu sesuai dengan usia anak Anda sering melakukan trik, dengan satu menit untuk satu tahun. Misalnya, jika anak Anda berusia tiga tahun maka batas waktu tiga menit sudah cukup.
3. Gunakan Gangguan dan Konsekuensi
Anda dapat menggunakan pengalih perhatian untuk mencegah anak dari terlibat dalam aktivitas berbahaya. Kapan pun anak nakal Anda bergerak ke arah benda berbahaya untuk bermain dengannya, tersenyumlah dan katakan padanya untuk berhenti dan mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memulai kegiatan favoritnya.
Anda juga dapat mendisiplinkan anak dengan konsekuensi bahwa anak akan menganggapnya serius. Ini bisa berupa aktivitas yang tidak disukai anak atau bisa menghilangkan aktivitas yang disukai anak. Anda bisa memberinya peringatan seperti "jika Anda memasukkan bola ke mulut lagi, Anda tidak akan bisa bermain bola selama seminggu," dan kemudian menindaklanjuti peringatan itu.
4. Tetap Konsisten
Konsistensi penting ketika menetapkan aturan dan Anda tidak dapat mundur dari aturan setelah aturan ditetapkan atau anak Anda akan mendapat pesan yang salah. Misalnya, jika Anda memperingatkan anak Anda bahwa ia tidak akan diizinkan bermain dengan mainan favoritnya selama sehari jika ia bertingkah aneh lagi, Anda harus menjalani hukuman setelah anak itu ngelantur. Sebelum menetapkan hukum, pikirkan apakah Anda dapat menindaklanjutinya atau tidak. Jangan beri peringatan kosong karena hanya akan merusak reputasi Anda.
5. Hindari Hukuman Fisik
Anda seharusnya tidak memberikan hukuman fisik kepada anak Anda dengan menampar atau memukulnya. Menurut AAP (American Academy of Pediatrics), memukul itu salah dan tidak menghasilkan hasil yang tidak bisa dihasilkan oleh batas waktu yang sederhana. Yang perlu dipahami adalah bahwa jika Anda secara fisik akan menghukum anak Anda, anak itu akan menganggapnya sebagai kekerasan fisik ketika marah.
6. Hindari Situasi yang Mengamuk
Anak-anak sering bereaksi keras karena beberapa pemicu dengan yang biasa adalah kurang tidur, bepergian dan kelaparan. Setelah menghabiskan banyak waktu dengan anak, Anda akan tahu apa yang memicu perilaku kekerasan pada anak Anda. Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan sebelumnya, Anda harus dapat menghindari kehancuran.
Anda harus merencanakan terlebih dahulu hal-hal untuk menghindari situasi seperti itu. Misalnya, jika Anda tahu bahwa waktu tidurnya dekat dengan anak Anda, maka Anda tidak boleh keluar sebelum ia tidur. Demikian pula, siapkan makanan dan simpanlah agar serangan kelaparan anak mudah dihilangkan. Anda harus menyiapkan rutinitas pagi hari begitu anak mulai masuk prasekolah, sehingga tidak ada terburu-buru (pemicu perilaku kekerasan lainnya).
7. Hadiahi Perilaku Baik
Motivasi untuk melakukan yang baik datang dari dorongan. Anak-anak menjadi bahagia ketika mereka dihujani pujian dan sering mengikuti perilaku yang sama yang membuat mereka dipuji. Jadi, menghargai perilaku yang baik dengan pujian tentu akan memotivasi anak Anda untuk berperilaku.
8. Berempati dengan Balita Anda
Anak-anak sering gagal memahami mengapa mereka harus mengikuti instruksi dan berperilaku baik setiap saat. Mengetahui perasaan balita Anda dan berempati dengannya tentu saja dapat mencegah amarah. Saat mengajak anak yang enggan bepergian bersama Anda, ada baiknya Anda mengetahui apa yang dirasakan anak itu. "Aku mengerti kamu bukan penggemar bepergian dengan mobil, tetapi kamu akan terbiasa dengan itu."
Anda juga dapat menunjukkan rasa hormat Anda kepada anak dengan memberinya beberapa pilihan. Misalnya, Anda dapat membuat anak Anda merasa sedikit lebih nyaman dalam perjalanan dengan menanyakan apakah ia ingin membawa mainan favoritnya atau buku bersamanya di mobil.
9. Tenang Sebelum Anda Bereaksi
Beri diri Anda waktu untuk tenang setiap kali temperamen Anda mulai mencapai langit-langitnya karena anak Anda. Anda harus mengirim anak Anda ke tempat yang aman dan kemudian mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Anda bahkan dapat memberi anak Anda waktu istirahat dalam situasi seperti itu. Setelah Anda menjadi normal kembali, pastikan Anda mengunjungi anak Anda dan dengan tenang memberi tahu dia atas kesalahannya.
10. Berikan Contoh yang Baik
Anak-anak paling memperhatikan orangtua mereka, jadi mereka juga belajar paling banyak dari mereka. Dengan berperilaku seperti teladan sejati, Anda dapat memberikan contoh yang baik. Anak Anda akan belajar membersihkan piringnya setiap kali jika Anda melakukan hal yang sama di meja makan.
Tonton video di bawah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang mendisiplinkan balita: