Seorang laki-laki dikatakan memiliki jumlah sperma rendah ketika air mani ejakulasi selama orgasme kurang dari 15 juta per mililiter air mani. Jumlah sperma yang lebih rendah dari normal juga disebut sebagai oligospermia, sementara kekurangan sperma dalam semen disebut azoospermia. Jumlah sperma yang rendah pada pria memang mengurangi kemungkinan membuahi sel telur wanita, tetapi itu tidak berarti seseorang tidak bisa menjadi ayah.
Apa Penyebab Jumlah Sperma Rendah?
1. Penyebab Medis
Ada sejumlah penyebab medis yang dapat menyebabkan jumlah sperma rendah. Beberapa penyebab medis utama meliputi:
- Penyakit infeksi: Infeksi seperti infeksi menular seksual, testis yang meradang dan infeksi saluran kemih dapat menghambat produksi sperma.
- Pembengkakan pembuluh darah: Pembengkakan pembuluh darah mengeringkan testis dan dengan demikian, mencegah pendinginan normal testis, yang mengarah pada pengurangan jumlah sperma dan infertilitas pria sampai batas tertentu.
- Masalah ejakulasi mundur: Ejakulasi retrograde disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan seperti cedera tulang belakang atau diabetes, menyebabkan semen masuk ke kandung kemih alih-alih keluar dari penis saat orgasme.
- Antibodi anti-sperma: Ini adalah sel-sel sistem kekebalan yang mungkin mengira sperma berbahaya di dalam tubuh dan karenanya mencoba menghancurkannya.
- Kanker atau tumor: Kondisi ini dapat memengaruhi organ reproduksi pria secara langsung atau tidak langsung dengan memengaruhi kelenjar hormon reproduksi.
- Ketidakseimbangan hormon: Perubahan hormon yang membuat sperma juga dapat mengurangi produksi sperma.
- Masalah saluran sperma: Kerusakan, cedera, dan penyumbatan pada epididimis (bagian dari testis yang menyimpan sperma) atau penyumbatan tabung yang membawa sperma keluar dari testis (vas deferens) mungkin menjadi penyebab jumlah sperma yang lebih rendah dari normal.
- Gangguan bawaan: Beberapa orang dilahirkan dengan beberapa kelainan bawaan, seperti cacat kromosom, yang menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi pria.
- Obat yang diresepkan: Beberapa obat seperti terapi penggantian testosteron, kemoterapi dan penggunaan steroid anabolik jangka panjang dapat berdampak negatif terhadap kesuburan pria.
- Gangguan pencernaan: Gangguan ini, penyakit seliaka disebabkan karena sensitivitas terhadap gluten dan juga dapat menyebabkan infertilitas pria.
2. Penyebab Lingkungan
Kontak yang terlalu lama dengan beberapa elemen lingkungan dapat mempengaruhi organ reproduksi pria.
- Paparan bahan kimia: Bahan kimia seperti bahan lukisan, pestisida, benzen pelarut organik, toluena, xylene, dan logam berat seperti timah dapat menyebabkan jumlah sperma rendah.
- Paparan radiasi: Radiasi dapat menyebabkan penurunan produksi sperma; dengan paparan yang lama, dapat menyebabkan produksi sperma permanen.
- Testis overheating: Aktivitas seperti bersepeda dalam waktu lama, duduk dalam waktu lama, penggunaan laptop dalam waktu lama, serta pakaian ketat dapat meningkatkan suhu skrotum dan secara signifikan dapat mengurangi produksi sperma.
3. Kesehatan, Gaya Hidup, dan Penyebab Lain
Beberapa kebiasaan dan gaya hidup yang dapat memengaruhi organ reproduksi pria meliputi:
- Mengeksploitasi obat-obatan terlarang: Beberapa obat-obatan terlarang yang digunakan untuk merangsang otot seperti steroid anabolik mengakibatkan berkurangnya produksi sperma dengan mengecilkan testis.
- Penyalahgunaan alkohol: Penggunaan alkohol dalam waktu yang lama dapat menurunkan kadar testosteron, memengaruhi produksi sperma.
- Pekerjaan: Beberapa pekerjaan seperti yang melibatkan penggunaan komputer atau bahan kimia industri dapat meningkatkan risiko infertilitas.
- Merokok tembakau: Orang yang merokok memiliki risiko infertilitas yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak merokok.
- Stres emosional yang parah: Stres emosional yang berkepanjangan seperti stres infertilitas dapat mengganggu hormon yang bertanggung jawab untuk memproduksi sperma.
- Kegemukan: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko infertilitas.
- Tes sperma salah: Sampel yang diambil untuk menguji jumlah sperma mungkin bukan representasi yang baik dari populasi sperma dan dengan demikian, sampel parah yang diambil selama periode diperlukan.
- Prosedur operasi: Beberapa kondisi seperti pembengkakan pembuluh darah atau masalah saluran sperma dapat diatasi dengan prosedur bedah.
- Antibiotik: Infeksi pada saluran reproduksi dapat disembuhkan dengan antibiotik meskipun pengobatan mungkin tidak mengembalikan kesuburan.
- Penggantian hormon dan obat-obatan: Pengobatan dan perawatan hormon dapat meningkatkan kadar hormon dan jumlah sperma.
Cara Mengobati Hitungan Sperma Rendah
1. Perawatan Medis
- Prosedur operasi: Beberapa kondisi seperti pembengkakan pembuluh darah atau masalah saluran sperma dapat diatasi dengan prosedur bedah.
- Antibiotik: Infeksi pada saluran reproduksi dapat disembuhkan dengan antibiotik meskipun pengobatan mungkin tidak mengembalikan kesuburan.
- Penggantian hormon dan obat-obatan: Pengobatan dan perawatan hormon dapat meningkatkan kadar hormon dan jumlah sperma.
2. Home remedies
- Hubungan seksual yang sering: Terlibat dalam hubungan seksual dengan pasangan Anda sering meningkatkan peluang hamil pasangan Anda, tetapi hindari ejakulasi lebih dari itu karena ini dapat mengurangi jumlah sperma Anda bersama-sama.
- Mengetahui ovulasi: Berhubungan seks dengan pasangan Anda setiap dua hari di dekat ovulasi meningkatkan kemungkinan kehamilan karena kemungkinan pembuahan lebih tinggi selama periode ini.
- Penggunaan pelumas yang aman: Cairan serviks alami adalah pelumas terbaik untuk pembuahan karena beberapa pelumas seperti KY Jelly dan Astroglide dapat membunuh sperma Anda.
3. Tips Meningkatkan Hitungan Sperma
Beberapa pilihan gaya hidup juga dapat menyebabkan jumlah sperma rendah pada pria. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah jumlah sperma rendah:
- Pertimbangkan untuk menggunakan suplemen vitamin dan kesuburan rutin seperti asam folat.
- Berhenti merokok karena mengurangi jumlah sperma Anda.
- Hindari tinggal terlalu lama di sauna, jacuzzi atau pakaian dalam yang ketat karena ini dapat meningkatkan suhu, sehingga mengurangi produksi sperma.
- Lakukan beberapa latihan relaksasi untuk menghindari stres berlebihan yang dapat menyebabkan masalah hormonal yang menyebabkan infertilitas.
- Sangat penting untuk mempertahankan berat badan yang sehat, yang tidak terlalu kurus atau kelebihan berat badan karena berat badan mempengaruhi kadar estrogen dan testosteron.
- Jauhkan steroid dan obat-obatan yang dapat menyebabkan penyusutan testis.
- Hindari berolahraga berlebihan karena dapat menyebabkan tingginya kadar hormon steroid adrenal yang menyebabkan kekurangan testosteron.
- Gunakan alat pelindung saat menangani bahan kimia dan racun industri.
- Makan makanan yang sehat, tidur nyenyak dan tetap terhidrasi untuk menghindari malnutrisi dan anemia yang dapat berdampak negatif pada jumlah sperma.